sponsor

Thursday 28 June 2012


Mufti Mesir Juga Seru Umat Bantu Muslim Myanmar
 
Kamis, 28 Juni 2012 
Hidayatullah.com--Prof. Dr. Ali Jum’ah selaku mufti besar Mesir menolak upaya-upaya yang ia sebut sebagai pembersihan etnis yang ditujukan kepada umat Islam Myanmar pada beberapa hari terakhir, dimana umat para pemeluk Islam dibunuh dan diusir serta dihancurkan rumah-rumah dan masjid-masjid mereka oleh para penganut Budha radikal yang juga didukung oleh pemerintahnya, demikian lansir situs berita lokal Mesir Muhith (28/6/2012).
Sebab itu, Mufti Jum’ah menyeru kepada negara-negara Muslim dan pihak-pihak yang mencintai perdamaian, LSM serta PBB untuk segera memberikan pertolongan kepada umat Islam Myanmar yang tidak memperoleh hak sebagai warga negara sejak 60 tahun dan memberikan berbagai macam bentuk dukungan kepada mereka.
Mufti Jum’ah juga memperingatkan bahayanya jika pembunuhan terhadap pemeluk Islam di wilayah Rohingya terus dilakukan. Beliau juga menegaskan bahwa semua pihak menolak adanya politik diskriminatif yang menyebabkan banyaknya umat Islam termasuk ulama dan dainya dibunuh, hingga menyebabkan ribuan dari mereka mengungsi ke Bangladesh.
Rep: Sholah Salim
Red: Thoriq 

Tuesday 26 June 2012


Sumbang Sepatu Emas ke Palestina, Ronaldo Dikecam Yahudi
 
Selasa, 22 November 2011 
Hidayatullah.com--Christiano Ronaldo, bintang asal Portugal yang saat ini bermain untuk Real Madrid, memberikan sepatu emasnya kepada lembaga amal klubnya dalam rangka membantu anak-anak Palestina.

Qodsna, dikutip IRIB (21/11/2011) kemarin mengabarkan, lembaga amal Real Madrid melelang sepatu emas milik Ronaldo itu hingga 1,4 juta euro. Uang hasil lelang itu akan digunakan untuk membangun sekolah-sekolah bagi anak-anak di Jalur Gaza.

Ronaldo yang pernah menjadi pemain terbaik dunia pada 2008 itu, sebelumnya ketika masih bermain untuk Manchester United, Inggris, dalam sebuah acara mengenakan kafiyeh Palestina dan ia mendapat kecaman hebat dari lobi-lobi Zionis.

Akan tetapi media massa Inggris menyebut aksi Ronaldo itu menunjukkan kepedulian dan solidaritasnya terhadap krisis Palestina dan warga Jalur Gaza.

Lahir di Funchal, Madeira, Portugal, 5 Februari 1985, Christiano merupakan seorang pemain sepak bola Portugal. Ia dapat berposisi sebagai bermain sebagai sayap kiri atau kanan serta penyerang tengah. Saat ini ia bermain untuk tim Spanyol, Real Madrid dan untuk tim nasional Portugal. Sebelum bermain untuk Real Madrid, ia pernah bermain di Sporting Lisboa danManchester United.

Pernah bermain untuk Sporting Lisboa pada 2001—2003, ia bermain 25 kali dan mencetak 3 gol. Saat diManchester United ia bermain 196 kali dan mencetak 84 gol.

Pada 1 Juli 2009, ia pindah ke Real Madrid, klubnya saat ini, dengan memecahkan rekor transfer sebesar 80 juta poundsterling, yang menjadikannya sebagai pemain termahal dalam sejarah sepak bola.*

Rep: Muhammad Usamah
Red: Cholis Akbar


Mursy Akan Pilih Wakil dari Koptik dan Perempuan
 
Selasa, 26 Juni 2012 
Hidayatullah.com--Penasehat politik Presiden terpilih Muhammad Mursy menekankan bahwa wakil presiden akan segera ditentukan, satu di antaranya adalah dari Kristen Koptik dan satunya lagi dari perempuan. Ini merupakan salah satu langkah awal dalam agenda presiden. Demikian dilansir Ikhwanonline.

Kepada CNN, penasehat Ahmad Dhaif mengatakan, "Akan ditunjuk dari perempuan untuk menduduki posisi ini, dimana posisi ini tidak hanya sekedar jabatan saja, namun wakil presiden memiliki kekuasaan dan pengaruh."

"Kami belum menghimbau untuk mendirikan republik Islam di Mesir. Dr. Mursy menekankan bahwa kami ingin negara hukum dan negara madani, yang menghormati budaya, prinsip-prinsip dan agama," tegasnya lagi.

Dhaif juga mengatakan, Mursy telah menegaskan dalam pidatonya pertama bahwa dia adalah presiden untuk semua rakyat Mesir, berkomitmen kepada konvensi internasional, memuji angkatan bersenjata, polisi, hukum dan korban revolusi. Mursy juga menegaskan bahwa tidak ada ketaatan kepadanya jika dia melanggar janji-janjinya.

Mursy juga menegaskan bahwa Revolusi 25 Januari terus berlanjut hingga mencapai tujuannya.*

Rep: Ahmad Sadzali
Red: Dija
 
KOMENTAR


Menghidupkan Kembali Warisan Kenabian!
 
Para Nabi tidak mewariskan dinar maupun dirham, namun mereka hanyalah mewariskan ilmu
Rabu, 27 Juni 2012 
RASULULLAH pernah bersabda, “Barangsiapa menghidup-hidupkan satu diantara sunnah-sunnahku, kemudian diamalkan oleh orang lain, maka ia mendapatkan pahala sepadan dengan pahala orang-orang yang mengamalkannya, tanpa dikurangkan sedikitpun dari pahala mereka. Dan, barangsiapa menciptakan suatu bid’ah, kemudian diamalkan oleh orang lain, maka ia mendapatkan dosa (sepadan) dengan dosa orang-orang yang mengamalkannya, tanpa dikurangkan sedikitpun dari dosa mereka.”(Riwayat Tirmidzi, hadits shahih li-ghairihi).

Alkisah, pada suatu hari Abu Hurairah berjalan melewati pasar Madinah. Beliau kemudian berhenti dan berkata, “Hai orang-orang di pasar, betapa malangnya kalian ini!” Mereka bertanya, “Mengapa demikian, wahai Abu Hurairah?” Beliau menjawab, “Itu warisan Rasulullah sedang dibagi-bagikan, sementara kalian tetap disini. Mengapa kalian tidak pergi kesana dan mengambil bagian kalian?” Mereka bertanya, “Dimana?” Beliau menjawab, “Di masjid.” Maka, mereka pun bergegas-gegas keluar menuju masjid. Abu Hurairah sendiri diam di tempatnya, sampai akhirnya mereka kembali lagi. Beliau bertanya, “Mengapa (kalian kembali)?” Mereka menjawab, “Hai Abu Hurairah, kami telah mendatangi masjid dan masuk ke dalamnya. Tapi, kami tidak melihat apapun yang sedang dibagikan.” Beliau bertanya, “Apa kalian tidak melihat seorang pun disana?” Mereka menjawab, “Ya, benar. Kami melihat sekelompok orang sedang mengerjakan shalat, sekelompok yang lain sedang membaca Al-Qur’an, dan sekelompok lagi sedang mempelajari halal-haram.” Abu Hurairah berkata, “Celaka kalian ini! Itulah warisan Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam!.” (Riwayat Thabrani dalam al-Awsath, dengan isnad hasan).

Benar, para Nabi tidak mewariskan emas, tanah, rumah, atau barang-barang duniawi untuk dibagi, dilelang dan diperebutkan. Mereka mewariskan ilmu, keyakinan, dan bimbingan. Oleh karenanya, Rasulullah bersabda, “Sungguh, ulama’ adalah pewaris para Nabi. Sungguh, para Nabi tidaklah mewariskan dinar (emas) maupun dirham (perak), namun mereka hanyalah mewariskan ilmu. Siapa saja yang mengambilnya, sungguh ia telah mengambil bagian yang sangat banyak.” (Riwayat Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah, dari Abu Darda’. Hadits shahih).
Keinginan kuat untuk mendapatkan bagian dari “warisan kenabian” inilah yang mendorong para pelajar di masa silam mengembara ke seluruh penjuru untuk memburu hadits. Dalam kondisi sarana-prasarana Abad Pertengahan yang masih serba manual, mereka menempuh jarak ribuan kilometer untuk menemui para guru yang – kadang – hanya menyimpan satu dua teks hadits saja. Mereka tidak perduli, sebab “warisan kenabian” itu tidak boleh terlewatkan satu pun. Dengan tangannya pula mereka mencatat sendiri ratusan ribu – bahkan, nyaris mencapai sejuta – teks hadits yang berlain-lainan.
Ahmad bin Mani’ bercerita: Ahmad bin Hanbal berjumpa dengan kami di jalan, dan beliau baru datang dari Kufah sementara di tangannya ada sejumlah kertas yang berisi salinan kitab-kitab. Saya pun meraih tangannya dan berkata, “Sekali waktu ke Kufah, lalu di lain waktu ke Bashrah, sampai kapan? Bila seseorang telah mencatat 30.000 hadits, apa tidak cukup?” Beliau diam. “Apakah 60.000 tidak cukup?” Beliau tetap diam. “Apakah 100.000 tidak cukup?” Beliau menjawab, “Saat itulah dia baru mengerti ‘sesuatu’!” (Dari: al-Madkhal ila Madzhabi al-Imam Ahmad bin Hanbal, karya Ibnu Badran ad-Dimasyqi).
Apakah Anda dapat membayangkan kesungguhan dan tekad macam apa yang berkobar di balik kata-kata: “mencatat seratus ribu hadits dengan tangan sendiri”? Kita mungkin bisa menyepelekan hal itu di masa sekarang, sebab pengetikan dengan komputer sudah sangat nyaman dilakukan. Bahkan, sebagian orang diketahui meng-copy paste karya orang lain, mengganti judulnya, lalu mengatasnamakannya untuk diri sendiri. Namun, di zaman Imam Ahmad semua harus ditulis tangan. ‘Amru bin ‘Ashim al-Kilabi berkata, “Saya mencatat belasan ribu hadits dari Hammad bin Salamah.” ‘Abbas ad-Dury berkata, “Saya mencatat 35.000 hadits dari Musa bin Isma’il at-Tabudzaki.” Abu Dawud berkata, “Saya mencatat 50.000 hadits dari Bundar Muhammad bin Basysyar.” Abu Zur’ah berkata, “Saya telah mencatat 100.000 hadits dari Ibrahim bin Musa ar-Razy.” Abul ‘Abbas asy-Syirazi berkata, “Saya telah mencatat 300.000 hadits dari ath-Thabrani.” Pengakuan semacam ini sangat banyak, dan itu baru dari satu orang guru saja. Bagaimana jika mereka telah mencatat dari ratusan hingga ribuan guru? Ya’qub al-Fasawi dan Abu Dawud berkata, “Saya telah mencatat dari 1.000 orang guru.” Abdullah bin al-Mubarak berkata, “Saya telah mencatat dari 1.100 orang guru…”
Mereka pun memburu “warisan kenabian” dalam rentang yang panjang, hingga belasan tahun. Ahmad bin Salamah, teman karib Imam Muslim, mengaku, “Saya mencatat hadits bersama Muslim – dalam rangka menyusun kitab Shahih-nya – sebanyak 12.000 hadits selama limabelas tahun.” Dalam hal ini, Imam Muslim sendiri berkata, “Saya menyusun kitab Shahih saya ini dari (penyaringan terhadap) 300.000 hadits yang seluruhnya saya dengar langsung (dari guru-guru saya).”
Generasi muslim pendahulu kita tahu benar nilai “warisan kenabian” itu, dan rela membelanjakan seluruh sumberdaya miliknya untuk mendapatkannya. Wajar jika mereka mendapat kejayaan dan amal jariyahnya abadi sepanjang zaman. Nama sebagian ahli hadits pernah disebut-sebut di majlis khalifah Harun ar-Rasyid, maka beliau berkata, “Mereka adalah kaum yang abadi, nama mereka akan disebut beriringan dengan nama Rasulullah; sementara kami – para raja – adalah orang-orang yang akan musnah kenangannya.” 
Bagaimana dengan kita di zaman ini?*/M. Alimin Mukhtar, seorang guru tinggal di Malang Jawa Timur 

Red: Cholis Akbar

Monday 18 June 2012


Keluarga korban : Jumlah kematian Muslim di Arakan dapat mencapai 6000 jiwa

Siraaj
Senin, 18 Juni 2012 20:39:24
ARAKAN (Arrahmah.com) – Kabar pembunuhan, pembakaran, penjarahan, pemerkosaan serta penangkapan Muslim Rohingya di negara bagian Arakan (Rakhine), Burma (Myanmar) masih terdengar. Kekerasan kejam tersebut dilakukan oleh orang-orang kafir Buddha dan pasukan gabungan tentara Burma. Ribuan jiwa Muslim tak bersalah telah gugur (syahid insya Allah) dalam kekerasan yang memuncak akhir-akhir ini.
Berdasarkan laporan dari forum Ansar Al-Mujahidin, para saksi mata dari keluarga korban yang terus berkomunikasi melalui telepon, memperkirakan bahwa jumlah kematian Muslim di Arakan dapat mencapai 6000 jiwa hingga saat ini (innalillahi wa innailaihi roji'uun). Sementara belum ada media yang dapat merinci jumlah spesifik korban, mengingat media-media saat ini hanya menerima laporan dari warga Rohingya di Arakan yang selamat dan masih bisa berkomunikasi. Menurut saksi, jumlah-jumlah yang selama ini dinyatakan hanya mewakili bahwa benar-benar terjadi pembantaian brutal terhadap Muslim di Arakan.
Selain itu dikatakan bahwa para etnis kafir Buddha telah membunuh ratusan orang Rohingya kemudian melemparkan jasad mereka ke teluk Bengal. Untuk menyembunyikan fakta dan menyebarkan propaganda busuk, para penganut Buddha etnis Rakhine itu menempatkan pakaian-pakaian yang biasa dikenakan warga Buddha kepada Muslim yang meninggal dan mengklaim bahwa mereka adalah jasad orang Buddha yang menjadi korban.
Pasukan gabungan Nasaka dan orang-orang Buddha Rakhine juga menangkapi warga-warga Rohingya dari desa-desa mereka yang dapat memimpin penduduk Muslim, kebanyakan pria dewasa atau para pemuda, dibawa ke tempat yang tidak diketahui dan dikabarkan telah tewas tak terlihat oleh penduduk setempat.
Lebih jauh lagi, karena kebanyakan yang dibunuh adalah Muslim laki-laki, sehingga banyak Muslim tinggal di rumah mereka tanpa perlindungan dari laki-laki, dan banyak Muslimah serta anak-anak yang melarikan diri menuju perbatasan Bangladesh, namun ironisnya pasukan 'keamanan' perbatasan Bangladesh mengirim kembali perahu-perahu mereka ke Myanmar, sehingga orang-orang kafir Buddha menenggelamkan perahu-perahu kaum Muslimin dan membunuh para penumpangnya.
Sementara puluhan ribu Muslim Rohingya di kota-kota di Arakan sedang menderita kelaparan karena tidak ada pasokan pangan yang cukup, juga karena toko-toko mereka telah dibakar habis, dan mereka juga menderita karena harus menjadi tunawisma karena rumah-rumah mereka ludes terbakar, hanya tinggal di tempat-tempat pengungsian yang sangat buruk kondisinya. (siraaj/arrahmah.com)


Saturday 9 June 2012


Pentagon: Angka bunuh diri di kalangan tentara salibis AS meningkat pesat

Muhib Al-Majdi
Sabtu, 9 Juni 2012 22:52:57
(Arrahmah.com) – Data statistik yang dipaparkan oleh Pentagon menunjukkan terjadi peningkatan pesat angka bunuh diri di kalangan tentara AS selama 2012. Jumlah itu merupakan angka bunuh diri tertinggi selama satu dekade terakhir, demikian dikutip oleh Associated Press pada Jum’at (8/6/2012).
Data statistik yang dirilis Pentagon menyebutkan sejak awal tahun 2012 selama 155 hari pertama terjadi 154 kasus bunuh diri di kalangan tentara salibis AS yang bertugas di luar negeri. Sebanyak 50 % kasus bunuh diri dilakukan oleh tentara salibis AS yang bertugas di Afghanistan.
Laporan Pentagon itu tidak menjelaskan lebih lanjut penyebab meningkatnya kasus bunuh diri di kalangan tentara salibis AS. Beberapa penelitian yang dilakukan oleh sejumlah lembaga riset di AS menyebutkan peningkatan trauma pasca stres, krisis kesehatan dan keuangan menjadi faktor utama peningkatan kasus bunuh diri di kalangan tentara AS yang sering dipindah dari satu tempat tugas ke tempat tugas lainnya di Afghan dan Irak.
Laporan terbaru Pentagon itu membandingkan angka bunuh diri selama bulan Januari sampai Mei tahun 2012 ini dengan angka bunuh diri selama lima bulan yang sama pada tahun 2011, 2010 sampai 2001. Pada periode yang sama dalam tahun 2011, angka bunuh diri di kalangan tentara salibis AS mencapai 130 kasus. Itu artinya angka bunuh diri pada tahun 2012 mengalami kenaikan 18 % dari angka tahun 2011 dan kenaikan 25 % dari angka tahun 2010.
Dr. Stephen Xenakis, seorang pensiunan tentara berpangkat brigadir jendral yang kini bekerja sebagai psikiater, mengungkapkan analisanya, “Ini merupakan pertanda umum dari stress yang menimpa para tentara karena harus berperang lebih dari sepuluh tahun.”
Di medan perang Afghanistan, operasi jihad mujahidin Taliban telah berlangsung selama sebelas tahun. Setiap hari aliansi pasukan salibis ISAF pimpinan AS dan tentara boneka ANA mengalami kekalahan di hamper semua wilayah Afghan. Kandahar, Helman, dan kota-kota besar lainnya bak menjadi kuburan massal bagi tentara salibis ISAF.
Di medan perang Irak, sampai saat ini tentara salibis AS yang tewas berjumlah lebih dari 50 ribu prajurit. Perang telah berlangsung lebih dari Sembilan tahun namun AS tidak mampu berbuat banyak di hadapan serangan mujahidin Daulah Islam Irak dan kelompok-kelompok jihad muslim sunni lainnya.
(muhib almajdi/arrahmah.com)

Thursday 7 June 2012


Wahai Pemimpin, Cintai Rakyatnya Bukan Jabatannya!
 
Rabu, 02 Mei 2012 
BELAKANGAN ini wajah bangsa Indonesia kembali diwarnai aksi demonstrasi penolakan kenaikan harga BBM. Dalam aksi demo  yang berlangsung di berbagai kota di tanah air itu sebagian berjalan ricuh. Demonstran dan pihak keamanan terlibat saling lempar batu yang akhirnya dibalas dengan tembakan dan kejar-kejaran di antara keduanya.

Pemandangan seperti itu sebenarnya sudah biasa di Indonesia. Akan tetapi kali ini terlihat sangat istimewa karena boleh dikatakan cukup kompak dan dalam rangka satu tujuan utama, yaitu menolak rencana pemerintah menaikkan harga BBM. Sebuah aksi yang secara langsung melibatkan emosi dua unsur penting negara, yaitu rakyat dengan pejabat.

Pemerintah dengan kekuatan bersenjata nampaknya tetap tak berubah pikiran. Hal ini bisa dilihat dari kesigapan pemerintah dengan menurunkan kekuatan penuh aparat keamanan untuk mengontrol para demonstran.

Dalam logika pejabat, dalam hal ini pemerintah, menaikkan harga BBM  dipandang sebagai keputusan yang harus dilaksanakan walaupun seluruh rakyat Indonesia harus menjerit keras karena ancaman kemiskinan yang menganga di depan mata. Pemerintah seolah tak punya telinga dengan keluh kesah rakyatnya sendiri.

Sikap pemimpin (pemerintah) yang seperti ini akan menimbulkan aksi yang lebih keras lagi dari rakyat. Sebab rakyat dalam hal ini tidak diperhtiungkan dan tidak diperhatikan dengan baik. Bahkan rakyat akan merasa selalu dikorbankan untuk kepentingan-
kepentingan kekuasaan.

Siapapun yang menjadi pemimpin, jika sikap dan perilaku terhadap rakyatnya justru tidak bersahabat pasti akan menuai banyak protes bahkan kebencian. Dan, tidak satu pun pemimpin di dunia ini yang mengabaikan rakyatnya sendiri, kecuali telah kehilangan hati nurani. Padahal makna pemimpin itu sendiri sejatinya adalah pelayan bukan juragan.
Tetapi bagaimanapun harus diakui, inilah produk demokrasi. Sebuah produk pandangan hidup yang melahirkan sistem tata negara yang menegasikan ilmu dan otoritas, termasuk otoritas nabi dan tentu otoritas Tuhan atau wahyu.

Dari sinilah kita akan temui jawaban mengapa demokrasi dan para pemimpin yang dihasilkan oleh sistem ini sebagian besar buta dan tuli terhadap aspirasi dan nasib rakyatnya. Dan nampak begitu beringas manakala jabatannya terasa digoyang, serta melakukan segala cara untuk mendapatkan jabatan dan mempertahankannya selama-lamanya.

Jabatan yang benar-benar peduli yang lemah

Pandangan yang keliru terhadap jabatan, menjadikan sebagian orang saat ini sering asal pilih pemimpin. Asal bisa dikendalikan untuk memenuhi hasrat politiknya, seseorang ditunjuk sebagai ini, sebagai itu. Sebaliknya siapa yang dirasa tidak potensial secara mterial akan segera ditinggalkan.

Dalam Islam tidaklah seperti itu. Seorang pemimpin harus benar-benar selektif dalam memilih teman dekat, terkhusus kepada orang-orang yang akan diajak bekerjasama dalam mensukseskan kepemimpinannya, terutama dalam upaya mensejahterakan rakyat.

Akan fatal akibatnya jika seorang pemimpin menyerahkan jabatan kepada orang yang belum jelas kualitas imannya. Apalagi menyerahkan jabatan hanya karena hubungan kekeluargaan, kekerabatan, ataupun hal-hal yang tidak didasarkan pada ilmu dan keimanan.

Tirulah cara sahabat Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wassallam dalam memilih rekan dekat untuk mengisi jabatan umat.
Sebelum memilih siapa yang layak mengisi jabatan strategis di masa kepemimpinannya, Khalifah Umar bin Khattab melakukan penelitian (Fit and Propertes) terhadap kualitas sahabat yang akan dipilihnya. Tentu tidak seperti yang dilakukan oleh kebanyakan pemimpin kontemporer yang hanya menggunakan teknik wawancara, uji kognitif dan penandatanganan surat komitmen.

Muhammad Syadid dalam bukunya, “Minhaju al-Qur’an fi al-Tarbiyah” mengisahkan cara Umar bin Khattab dalam menilai kualitas keimanan orang yang akan dipilih mendampinginya dalam memimpin umat.

Kala itu Umar bin Khattab mengujinya dengan memberikan sekantong uang dinar. Dari Sa’id bin Yarbu’ bin Malik, ia bercerita. Ketika Umar bin Khattab memegang uang sebanyak 400 dinar dalam sebuah kantong, beliau berkata kepada pelayannya; “Bawalah ini kepada Abu ‘Ubaidah bin Jarrah, lalu tungguhlah beberapa saat, lihatlah apa yang diperbuatnya dengan uang ini!”

Pelayan pun berangkat. Sesampainya dikediaman Abu ‘Ubaidah, pelayan Umar berkata; “Amirul Mukminin memberi uang ini untuk kebutuhan engkau!” Abu ‘Ubaidah menjawab; “Semoga Allah merahmati beliau”.
Abu ‘Ubaidah langsung memanggil pelayan wanitanya; “Bawalah tujuh keping kepada si fulan, lima keping kepada si fulan, dan……”, hingga uang sejumlah 400 dinar itu tak bersisa. Pelayan Umar pun kembali dan melaporkan peristiwa itu kepadanya.
Kemudian dengan sejumlah uang yang sama, Umar kembali memerintahkan pelayannya untuk membawakannya kepada Muadz bin Jabal. “Berikan uang ini kepada Muadz dan tunggulah seperti yang kau lakukan kepada Abu ‘Ubaidah!”
“Semoga Allah merahmati Umar,” ucap Muadz setelah menerima sekantung uang dinar. Lantas Muadz langsung memanggil pelayannya untuk membagi-bagikan 400 dinar itu.
Muadz berkata kepada pelayannya, “Pergilah ke rumah si fulan dan berikan kepadanya sekian, kemudian ke rumah si fulan sekian, lalu ke fulan sekian……” hingga tiba-tiba datanglah istri Muadz seraya berkata, “Wallahi, kita juga orang miskin, berilah!” Maka
Mu’adz memberikan sisa uang tersebut, dan ternyata tersisa dua dinar. Mendengar laporan pelayannya terkait perihal kedua sahabatnya itu gembiralah Umar bin Khattab karenanya. Umar pun berucap, “Mereka berdua benar-benar ikhwah (teman sejati dunia – akhirat)”.
Umar sangat selektif, cermat dan super hati-hati dalam memilih orang untuk menemaninya dalam memimpin. Ia tidak mau terjebak oleh penampilan lahiriah saja.
Sebab tidak menutup kemungkinan penampilan lahiriah tidak mewakili penampilan batiniah yang sesungguhnya.
Ahmad bin Qais bercerita bahwa Umar pernah menahannya dalam jangka waktu satu tahun. Suatu saat Umar berkata, “Tahukah engkau mengapa aku menahanmu? Saya ingin mengujimu karena saya tahu secara lahiriah engkau baik. Saya ingin mengetahui, apakah batinmu pun baik, karena Rasulullah Shallallahu’alaihi Wassallam telah mengingatkan kita akan perihal orang munafiq yang pandai bersilat lidah. Dan ternyata engkau tidak seperti itu, engkau benar-benar teman yang baik.”
Jabatan Itu Amanah
Allah Subhanahu Wata’ala menurunkan risalah Islam ini untuk meluruskan pandangan manusia terhadap segala hal. Islam memberikan petunjuk akan hakikat segala sesuatu, termasuk soal jabatan. Dalam Islam jabatan bukanlah kedudukan yang menjanjikan kebahagiaan. Apabila jabatan dipegang oleh orang yang buruk keimanannya, jelek kredibilitasnya, maka kehancuran dunia akhirat telah mengintainya.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wassallam beserta sahabatnya telah memberikan contoh praktik bagaimana semestinya umat Islam menyikapi jabatan. Sekalipun sebagai khalifah rasulullah Shallallahu’alaihi Wassallam tidak pernah menikmati makanan-makanan lezat, fasilitas mewah, apalagi jaminan berupa anggaran rumah tangga. Beliau sering berpuasa karena tidak ada yang bisa dimasak.

Begitu pula Abu Bakar ra. Meskipun telah diamanahi menjadi pelanjut kepemimpinan rasulullah Shallallahu’alaihi Wassallam, Abu Bakar tetap mencari nafkah sendiri dengan berjualan di pasar. Demikian pula halnya dengan Umar bin Khattab yang tak pernah dekat kecuali dengan anak yatim, fakir miskin, dan orang-orang tertindas lagi kesusahan.

Tetapi semua itu kini tidak berlaku di negeri ini. Saat ini jabatan dikejar-kejar sampai menghalalkan segala cara. Jabatan menjadi ajang perebutan, sehingga terjadi perpecahan dan bentrokan yang tidak semestinya terjadi. Lihat saja kasus pemilukada di tanah air yang sering berujung dengan kericuhan dan kerusuhan.

Sebagai seorang Muslim kita harus kembali memandang sesuatu dengan tuntunan wahyu. jangan memandang sesuatu baik kecuali Allah dan rasul memang menilai itu baik. Demikian pula sebaliknya, jangan memandang sesuatu buruk kecuali Allah dan rasul menilainya buruk.

Oleh karena itu merupakan satu langkah yang tidak indah, tidak baik, dan tentu tidak benar, jika kita sesama Muslim harus adu otot, adu jotos untuk memperebutkan sesuatu yang sebenarnya tidak perlu diperebutkan. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wassallam melarang keras hal ini. Sebagaimana sabdanya; “Sepeninggalku nanti janganlah kalian kembali menjadi orang-orang kafir, sehingga sebagian menghajar tengkuk sebagian yang lain.” (HR. Bukhari).

Seperti sekarang sering terjadi, terkadang tanpa sadar kita sesama Muslim saling sikut, saling jilat dan saling injak hanya untuk urusan jabatan agar bisa mendapatkan kekayaan.
Sebagian kelompok elit sengaja menggunakan masyarakat kecil untuk melakukan kerusakan demi kepentingan politisnya. Bahkan ketika rakyat menolak suatu kebijakan dan menuntut perbaikan, sebagian pejabat malah menghadapinya dengan kasar hanya karena untuk mempertahankan jabatannya. Akhrinya terjadilah pertumpahan darah di antara sesama Muslim.

Padahal rasulullah Shallallahu’alaihi Wassallam melarang kita yang demikian itu. Tetapi apa mau dikata, ketika wahyu sudah tinggal bacaan. Kita tidak bisa hentikan, perilaku umat atau rakyat kian jauh dari tuntunan kebenaran sebab para pemimpinnya tidak lagi mengamalkan aturan Allah SWT.

Dengan demikian, masihkah kita ingin mendapat kekayaan dengan cara merengkuh jabatan? Memimpin dengan nafsu bukan ilmu? Padahal semua itu adalah amanah yang kelak pasti akan dipertanggungjawabkan.

Rasulullah mengatakan,  "Sebaik-baik pemimpin kalian adalah mereka yang kalian cintai dan mereka pun mencintai kalian, mereka mendoakan kalian dan kalian pun mendoakan mereka. Seburuk-buruk pemimpin kalian adalah mereka yang kalian benci dan mereka pun membenci kalian, kalian melaknat mereka dan mereka pun melaknat kalian." (HR. Imam Muslim)

Dalam hadits lain disebutkan, "Ada tiga orang yang tidak ditolak do'a mereka: orang yang berpuasa sampai dia berbuka; seorang penguasa yang adil; dan do'a orang yang dizalimi (teraniaya). Do'a mereka diangkat oleh Allah ke atas awan dan dibukakan baginya pintu langit dan Allah bertitah, "Demi keperkasaanKu, Aku akan memenangkanmu (menolongmu) meskipun tidak segera." (HR. Tirmidzi)

Masalahnya, apakah selama menjadi pemimpin, kita semua ini adalah orang yang adil dan amanah?

Ketahuilah saatnya nanti ajal akan tiba melenyapkan segalanya. Saat di mana dosa akan diperhitungkan dan amal sholeh dilipatgandakan. Hanya pemimpin yang adil saja yang akan mendapatkan ridha Allah Subhanahu Wata’ala. Itulah pemimpin sejati, pemimpin yang rela menderita di dunia demi rakyat dan dalam rangka menegakkan kebenaran Islam.*/Imam Nawawi
Rep: Imam Nawawi
Red: Cholis Akbar
 
KOMENTAR

AIRMATA DARAH PATANI DARUSSALAM


wahai saudara2 seagama ku sekelian..............lupa kah kalian akan penderitaan saudara2 seagama kita di Pattani...


Virus Tidakpedulisme

Rata-rata umat Islam hari ini melihat perjuangan di Selatan Thai lebih kepada menyelamatkan bangsa Melayu Pattani atas tiket nasionalisme. Oleh sebab itu, hilang rasa kebersamaan untuk berjuang membebaskan Pattani bersama-sama para mujahidin di sana. Lalu mereka mengambil sikap seperti enau dalam belukar, masing-masing melepaskan pucuk sendiri. Sedarlah umat Islam sekalian! Pergolakan di Selatan Thai adalah isu umat. Saudara kita di sana sedang berjuang menentang golongan yang mahu menukar agama mereka. Barangsiapa yang tidur dan tidak mengambil peduli urusan kaum muslimin, maka dia bukan dari golongan mereka. Tidakkah kita gerun mengenangkan sepotong hadis baginda ini?

Sejak Nov hingga Dis 2009 dan Jan 2010, 10 kes pembunuhan orang awam telah berlaku. Ini bermakna, mengikut perkiraan mudah, satu pembunuhan setiap minggu. Sasaran adalah guru sekolah tadika, imam, bilal, ketua kampung dan penghulu...

1.PATTANI - Pada 21/7/2010 jam lebih kurang 6.30 pagi waktu Thai, sebuah kenderaan yang tidak dikenali telah melepaskan beberapa das tembakan ke arah orang awam dengan senjata M16, di Kampung Bukit Lungor, Mukim Bothong, Daerah Nongcik, Wilayah Pattani. Seorang lelaki bernama Abdul Rahman bin Aweaderes, 33 tahun telah mati di tempat kejadian.





Anggota keluarga Abdul Rahman sedang meratapi kematianya
telah ditembak oleh orang yang tidak dikenail menggunakan kereta
bercermin gelap .. 8 das tembakan menggunakan senjata M16 ketika
Abdul Rahman sedang menunggang basikal .. 3 hari sebelum kejadian
kereta tersebut sering berlegar-legar di hadapan rumah mereka ...
inilah realiti dan tekanan yang dihadapi oleh masyarakat melayu Islam
Pattani yang sentiasa hidup dalam tekanan di negara mereka sendiri

Sebelum berlaku peristiwa tersebut, menurut kata ibunya, Abdul Rahman pernah dipanggil oleh pehak tentera melalui ketua kampong dan sering kali pihak tentera membuat kepungan di sekeliling rumahnya. Tentera tidak dapat menemui Abdul Rahaman sebab ia keluar bekerja. Sebelum kejadian ini berlaku dalam 2 atau 3 hari sudah, terdapat sebuah kenderaan bercermin gelap sering terulang-alik di hadapan rumah Abdul Rahman.

Kes tembak guru Ma’had Bi’that Ad-Diniyah Yala.
YALA,7Jun 2010 - Seorang ustaz ditembak mati oleh orang yang tidak dikenali pada petang 6 Jun 2010. Arwah bernama Daramae Da’kek, 51 tahun merupakan seorang guru di Ma’had Al Falah Al Islami, juga bekas guru Ma’had Bi’that Ad-Diniyah Yala. Kejadian berlaku pada pukul 4 petang ketika arwah sedang menaiki motor di jalan raya di antara Kg Talingshan dan Kg Lingek, Mukim Bannangsata, Daerah Bannangsata, Yala.






Pertempuran di Kampung Slow

KAMPUNG SLOW, 19 Mei 2010 - Seramai 300 orang askar telah bertempur dengan 6 orang kampung selama 7 jam bermula dari 11 pagi hingga 6 petang. Dua orang kampung telah meninggal iaitu Ibrahim Semae (26 tahun) dan Abdi Jeeyerae (umur 28 tahun).

Arwah Ibrahim Semae meninggalkan seorang isteri iaitu Rohimah Semae (23 tahun) manakala arwah Abdi Jeeyerae meninggalkan seorang isteri iaitu Sakiroh Sixutae (31 tahun) dan seorang anak Mustakin Jeeyerae (4 tahun).






KES LONTARAN BOM KE MASJID KAMPUNG TEBING TELUBAN (SAIBURI) PATANI


KECEDERAAN ANAK-ANAK YANG TIDAK BERDOSA

KESAN TAPAK KASUT LELAKI YANG MENAIKI MOTOSIKAL
SEMASA MELONTAR BOM KE MASJID - BOLEH KITA NILAI
SIAPA YANG SERING MEMAKAI KASUT INI




wanita pattani










AS Tawarkan Jutaan Dolar Untuk Dapatkan Maklumat Tentang Pemimpin Shabab Somalia


Editor | Kamis, 07 Juni 2012 - 17:20:24 WIB | dibaca: 265 pembaca
AS Tawarkan Hadiah Jutaan Dolar untuk Informasi Petinggi Al-Shabab Somalia
Eramuslim.com | Media Islam Rujukan, Para pejabat Amerika mengatakan pemerintahan Obama akan menawarkan hadiah hingga 33 juta dolar untuk informasi tentang petinggi sebuah kelompok perlawanan di Somalia yang terkait dengan Al Qaidah.
Hadiah untuk informasi bagi pemimpin gerakan perlawanan Al Shabab akan diumumkan Kamis ini (7/6) oleh Departemen Luar Negeri, sedangkan pemberian hadiah akan dikelola oleh departemen kehakiman.Ini akan menjadi program pertama kalinya yang menawarkan hadiah bagi informasi anggota al-Shabab, yang dituduh melakukan serangan di Somalia, Uganda dan Kenya. 
Program ini akan menawarkan hadiah sampai 7 juta dolar untuk pendiri al-Shabab, sampai dengan 5 juta dolar untuk tiga asosiasi utamanya dan sampai 3 juta dolar untuk dua petinggi lainnya.(fq/ap)

Wednesday 6 June 2012


Dewan kota potong gaji pekerja muslim karena tunaikan shalat

Althaf
Rabu, 6 Juni 2012 21:25:05
LONDON (Arrahmah.com) - Sebuah balai kota berlabuh memotong membayar seorang pekerja Muslim karena ia mengambil istirahat doa pada jam kerja.
Dewan Camden di London utara mulai mengurangi gaji karyawannya setiap lima menit yang diambil untuk berhenti bekerja dan menunaikan shalat. Mereka menyamakannya dengan istirahat yang dinikmati oleh perokok.
Tapi Unison, serikat pelayanan publik, mengambil kasusnya dan menyatakan bahwa salah seorang karyawan didiskriminasi karena agamanya. Karyawan itu telah bekerja untuk dewan selama 10 tahun dan hanya mengambil satu kali sehari untuk menunaikan shalat.
John Shepherd, seorang tenaga buruh, mengatakan ada "perbedaan jelas" antara perlakuan terhadap pekerja Muslim dan mereka yang merokok atau pergi ke toilet lebih dari yang lain.
"Dalam hal ini manajer tidak memantau stafnya setiap detik dan membuat pemotongan gaji sangat kecil. Jadi mengapa harus seorang pekerja Muslim diperlakukan secara berbeda? Kami berpendapat bahwa hal tersebut kemungkinan akan menjadi melanggar undang-undang perburuhan yang melindungi keyakinan agama."
Camden kini telah sepakat untuk menghentikan pengurangan gaji pekerja Muslim yang tidak disebutkan namanya, tetapi menyarankan ia harus menebus waktu kerja yang dipakai untuk shalat.
Anggota Dewan Nash Ali, yang bertanggung jawab untuk bagian anak-anak, mengatakan kepada Camden New Journal: "Kami tidak ingin melihat potongan kecil dari gaji untuk waktu yang sedikit, hanya waktu untuk menunaikan shalat, dan saya telah berusaha konfirmasi bahwa pengaturan tersebut sesuai untuk setiap karyawan yang ingin shalat." (althaf/arrahmah.com)