sponsor

Wednesday 29 August 2012

Derita Luka Anak Patani

Inilah kad pengenalan Tuan Zulkifli yang masih dalam penjara.(Lihat Derita Anak Patani). Sebagai anak jajahan Siam nasibnya tidak menentu.Hukuman 10 tahun 6 bulan telah dijatuhkan dan dalam usia yang sebegitulah muda telah menghadapi ujian yang cukup berat.Anak muda lepas madrasah di Patani terpaksa menghadapi tuduhan ini dengan tabah.Kepada Allah dia berserah.


Dia dan keluarga tiada tempat untuk mengadu dalam kes ini.Menurut wakil penduduk yang hadir dalam perbicaraan itu,ianya berjalan dengan begitu pantas sekali dan Tuan Zulkifli didapati bersalah!


Ini wajah Tuan Zulkifli. Dia anak kampung.Nama kampungnya disebut orang Kampung Gelong.Ibunya masih ada tetapi sudah lanjut usia.Sudah berusia 60 tahun.

Tuhan itu Maha Pengasih,Maha Menyayang. Dia masih punya anak lelaki lagi. Anak inilah yang membantu mencari rezeki untuknya serta keluarga.Dia juga diuji dengan anak lelakinya yang mengidap penyakit DS(Down Syndrome). Anak ini sudah berusia 22 tahun.

Hati siapa yang tidak terharu melihat keadaan ini berlaku dihadapan mata dan didalam keadaan sedar.Walaupun tak banyak yang dapat dilaku untuk Tuan Zulkifli tetapi kita punya kekuatan senjata iaitu doa.Dan Tuan Zulkifli masih mempunyai ibu,ibu lah 'senjata'yang paling mujarab. Sama-samalah kita berusaha dan berdoa untuk Tuan Zulkifli.

Dan kami dari Amani Malaysia cukup perihatian  dengankeadaan Tuan Zulkifli dan keluarganya.


Oleh Abu Rambairy Al-Fathoni.













Tuesday 28 August 2012

Suatu Hari Di Pondok Gajah Teriak



Kami sedang berbual dengan Ustaz Khairul Anwar,yang berserban putih.
Pondok ini memberi sebarang sijil atau diploma.Anda menimba ilmu semahunya.








Suburkan budaya ilmu. Bersama Saiful Afendi dari Aman Patani Malaysia(gambar kanan)









Hadirin yang mendengar ceramah. Program biasanya pagi Sabtu.Biasanya lebih daripada 1 000 orang yang hadir.










Hasan,dari Patani,wakil NGO Bungaraya memberi penerangan tentang derita rakyat Patani Darussalam.









Di sini ada mesjid yang mampu memuatkan lebih kurang 700 orang berjamaah.Di kelilingi pohon getah dan hutan dara.








Rumah Ustaz Khairl Anwar berdekatan dengan mesjid.












Bergambar bersama Umar Hamid dari Setul Selatan Thai.Umar masih menuntut lagi di sini.No. 2 dari kiri Hasan dari NGO Bungaraya, Syamsul(wartawan dari Patani) dan Saiful Amani(Malaysia)












Tiba waktunya  kamipun bersiap hendak pulangan












Selesai sudah tugas.Di stesen bas Buterworth,Seberang Perai,Pulau Pinang.Hasan pulang ke Patani dan Syamsul ke Saiburi.Saiful Affendi pulang ke Simpang Ampat,Seberang Perai Selatan.



Oleh Shakir  Taha.




Sunday 26 August 2012

Tuan Hj Muhaimin Dan Yayasan Pusat Penyelarasan Tadika Selatan Thai

Semangat berdiri di kalangan umat Melayu Islam Patani di hujung Selatan Thai patut dicontohi oleh umat Melayu Islam di Malaysia. Mereka menubuhkan Yayasan dengan tenaga,fikiran,wang dan kerjasama pemimpin umat Melayu Islam Fathoni.

Mereka tidak meminta sebahtpun daripada pemerintah Thai Buddha yang berpusat di Bangkok.Mereka menggabung seluruh kekuatan wilayah di hujung Selatan Thai.Wilayah itu Patani,Narathiwat,Setul(Satun),Singgora dan Jala.

Yayasan ini membekalkan buku-buku untuk keperluan lima wilayah umat Melayu Islam yang dahulunya dikenali dengan nama Fathoni Darussalam.

Menurut Tuan Hj Muhaimin(gambar di sebelah kiri) yang juga pengerusi yayasan tersebut, semua buku dicetak sendiri dan diedarkan sendiri oleh pihak Yayasan.

Yayasan juga mempunyai bangunannya sendiri. Bangunan dua tingkat itu dibangunkan dengan sumbangan umat Melayu Islam Fathoni Darussalam.


Oleh Abu Rambairy Al-Fathoni

Saturday 25 August 2012

Derita Orang Kecil Di Fathani

Orang kecil selalu punya bahagian yang kecil dan selalu diperkecilkan orang. Orang kecil mudah ditindas oleh orang besar.

Aku,NGOAman Patani Bungaraya(NGO dari ujung SelatanThailand) berkesempat melawat,singgah dan bertanya khabar tentang orang yang tertindas itu.Dia sekarang di dalam penjara besar.

Dituduh melakukan pembunuhan terhadap seorang pegawai kerajaan. Dia juga dituduh sebagai seorang pengganas!. Anak muda  yang berusia 25 taahun lulusan Mahad Darul Ma'rif Fathoni sekarang ini sudah enam tahun merengkok di dalam penjara..

Namanya Tuan Zulkifli.Menurut wakil penduduk dan beberapa orang saksi perbicaraan itu boleh dipertikaian dari segi ketelusannya. Tuan Zulkifli orang kecil yang tiada tahu hendak mengadu kepada siapa. Maka jadilah mangsa orang besar.Orang besar memang berkuasa besar. Tapi berkuasa besar ini akan hanncur juga bila berhadapan yang kuat yang Maha Besar.

Tuan Zulkifli masih mempunyai ibu yang sudah berusia 60 tahun.Meknya nama. Dan  Tuan Zulkifli masih  punya harapan besar untuk dibebaskan awal dengan berkat doanya.Doa ibu cukup mujarab.


Oleh Abu Rambairy Al-Fathoni

Thursday 16 August 2012


Inilah Surat Ustadz Ba'asyir dengan 3 Bahasa untuk Presiden Myanmar

JAKARTA (voa-islam.com) - Tebalnya tembok penjara tak bisa menghalangi perhatian ustadz Abu Bakar Ba’asyir terhadap pembantaian etnis Muslim Rohingya di Myanmar. Ulama muwahhid dan mujahid ini ternyata terus mengikuti perkembangan kondisi umat Islam yang kini ditindas di Myanmar.
Redaksi voa-islam.com baru saja mendapatkan kiriman email berisi surat terbuka ustadz Abu Bakar Ba’asyir yang dikirimkan kepada Presiden Myanmar, Thein Sein. Menurut keterangan yang didapat surat tersebut telah diserahkan Senin lalu (30/7/2012), ke Kedutaan Besar Myanmar di Jl. H. Agus Salim No. 109, Menteng, Jakarta Pusat.
Surat yang ditulis dengan tiga bahasa; Indonesia, Inggris dan Arab itu diantaranya berisi ajakan untuk masuk Islam dan menghentikan segala penindasan terhadap umat Islam di Myanmar. Berikut kutipan selengkapnya, surat terbuka ustadz Abu Bakar Ba’asyir untuk Presiden Myanmar.
“Dengan nama Alloh yang Maha Luas dan Kekal belas kasihNya kepada orang mukmin, serta Maha Penyayang kepada semua Makhluk-Nya”
Dari Al Faqir Ilalloh    : Ustadz. Abu Bakar Ba’asyir
Kepada hamba Alloh : Thein Sein Presiden Myanmar
السَلاَ مٌ عَلَى مَنِ تَّبَعَ الْهُدَ ى
Semoga keselamatan diberikan kepada orang yang mengikuti petunjuk ini (agama Islam)
Kami mengajak kalian kepada kebahagiaan di dunia dan di akherat, untuk menyelamatkan diri dari kehidupan materialistik anda yang gersang dan memperihatinkan, yang tidak mempunyai ruh sama sekali.
Kami mengajak kalian untuk masuk Islam yang menyeru untuk mengikuti manhaj (ajaran) Alloh semata yang tidak ada sekutu bagiNya, yang menyeru kepada keadilan dan melarang berlaku zalim dan jahat.
Kami telah mendengar jeritan ummat Islam di negara anda akibat perlakukan anda yang zalim dengan mengusir hingga membunuh mereka. Sikap anda begitu kejam kepada saudara-saudara kami ummat Islam di Arakan dan berbagai tempat lainnya.
Penduduk anda yang mayoritas beragama Budha pun bertindak biadab; membakar rumah-rumah mereka, melarang beribadah dan membantai mereka layaknya binatang.
Ketahuilah! sebagai sesama ummat Islam kami bersaudara, derita mereka adalah derita kami, tangis mereka adalah tangis kami dan darah mereka yang kalian tumpahkan adalah darah kami.
Ketahuilah! ummat Budha di negeri kami (Indonesia) bisa hidup rukun dan damai dengan kami yang masyoritas Muslim. Mereka tidak pernah sedikitpun kami dzalimi, bahkan mereka bebas mengamalkan keyakinannya, tidak kami ganggu.
Islam mendidik kami agar berlaku adil dan baik meskipun kepada orang kafir (non muslim) yang tidak memerangi kami, sebagaimana ditegaskan oleh Alloh (Tuhan) dalam firmanNya:
لا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu Karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. Al-Mumtahanah: 8)
Ketahuilah! Kami tidak rela perlakuan anda dan rakyat anda kepada saudara muslim kami yang dizalimi, maka kami serukan kepada anda dan rakyat anda:
  1. Hentikan kezaliman berupa pengusiran, pembantaian terhadap ummat Islam di Myanmar.
  2. Berikan mereka kebebasan untuk memeluk Islam dan menjalankan ibadahnya.
  3. Jangan ada lagi diskriminasi terhadap ummat Islam.
Jika seruan ini tidak kalian dengar, Demi Alloh! telah nyata hancurnya negeri-negeri congkak di tangan mujahidin (dengan izin Alloh).
Dengan izin Alloh pula kami bisa memperlakukan anda dan rakyat anda seperti negara sosialis komunis Rusia yang hancur berkeping-keping atau amerika yang sebentar lagi akan binasa (Insya Alloh).
Kami tak ingin mendengar tangisan saudara-saudara muslim kami di buminya Alloh negeri kalian dan negerinya ummat Islam yang tinggal di sini, kami tidak ridho setetes darah pun tertumpah dari kaum muslimin. Sungguh Rabb kami telah mengajarkan kepada kami bagaimana seharusnya ummat Islam di seluruh dunia bersikap terhadap kedzaliman yang kalian lakukan:
وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ
“...dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya...”(QS. At-Taubah: 36)
Bagi kami memerangi orang musyrik yang memerangi kami adalah amal mulia, kami menang mulia, kami terbunuh juga mulia. Alloh SWT menegaskan hal ini dalam firmanNya:
قُلْ هَلْ تَرَبَّصُونَ بِنَا إِلَّا إِحْدَى الْحُسْنَيَيْنِ وَنَحْنُ نَتَرَبَّصُ بِكُمْ أَنْ يُصِيبَكُمُ اللَّهُ بِعَذَابٍ مِنْ عِنْدِهِ أَوْ بِأَيْدِينَا فَتَرَبَّصُوا إِنَّا مَعَكُمْ مُتَرَبِّصُونَ
Katakanlah: "Tidak ada yang kamu tunggu-tunggu bagi kami, kecuali salah satu dari dua kebaikan. dan kami menunggu-nunggu bagi kamu bahwa Allah akan menimpakan kepadamu azab (yang besar) dari sisi-Nya. sebab itu tunggulah, Sesungguhnya kami menunggu-nunggu bersamamu." (QS. At-Taubah: 52)
Demikian surat ini. Yaa Alloh saksikanlah bahwa kami telah menyampaikannya.
Rutan Bareskrim Mabes Polri, 03 Ramadhan 1433 H
                                          22 Juli 2012
                                       Al Faqir Ilalloh,


                                       (Abu Bakar Ba’asyir)



Inilah komentar Presiden Myanmar terkait Muslim Rohingya saat diwawancarai

Siraaj
Kamis, 16 Agustus 2012 09:18:35
BURMA (Arrahmah.com) - Presiden Burma (Myanmar) Thein Sein mengatakan bahwa tidak perlu ada komisi asing (internasional) untuk menginvestigasi kerusuhan di Arakan sebagai isu internasional, inilah komentarnya yang mencolok saat wawancara ekslusif dengan VOA Burmese Service pada hari Selasa (14/8/2012).
Pada awal-awal wawancara, Thein Sein mengatakan kepada VOA Burma bahwa pemerintahannya akan membuka sekolah untuk warga Rohingya untuk 'memperbaiki' pendidikan minoritas Muslim Rohingya yang 'menuduh' mayoritas warga Buddhis menganiaya mereka. Dengan kata lain, maksud dia Muslim Rohingya tidak terpelajar sehingga salah menilai atau menuduh warga Buddhis.
Sein juga mengatakan bahwa 'orang-orang Bengali' -sebutan dia untuk Muslim Rohingya- hanya memiliki sekolah-sekolah Islam dan kekurangan 'pendidikan yang baik'.
Seakan 'lupa' akan kejadian warga Buddhis Rakhine membantai Muslim Rohingya dan membakar rumah-rumah mereka, Thein Sein berpikir bahwa 'pendidikan modern' akan membuat Muslim Rohingya lebih 'terdidik' sehingga bisa membedakan mana yang 'benar' dan mana yang 'salah'.
"Jadi kami akan membuka sekolah-sekolah untuk mereka dan memberikan mereka pendidikan modern," kata dia. "Dan pada saat mereka menjadi terdidik, mereka akan menjadi lebih bijaksana dan dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah."
Dalam komentaranya yang lain, Sein juga 'lupa' akan diskriminasi terhadap Muslim Rohingya yang selama ini terjadi.
"Saya tidak merasa ini produktif bagi masyarakat di mana ada dua etnis hidup berdampingan dan mereka memiliki sekolah yang berbeda untuk setiap sekumpulan anak. Tetapi pada saat yang sama, di saat itu, anak-anak Rohingya tidak menerima pendidikan apapun, atau pendidikan yang sangat terbatas hingga usia tujuh tahun, sehingga untuk memiliki akses ke pendidikan lebih adalah sungguh sesuatu yang bagus," kata dia.
Selain itu, Sein menegaskan kembali penentangan pemerintah Burma untuk penyelidikan internasional apa pun terhadap konflik agama antara Muslim Rohingya dan Buddhis Rakhine di barat negara bagian Rakhine (Arakan). Organisasi Kerjasama Islam (OKI) telah menyerukan untuk penyelidikan terhadap tragedi Rohingya berdarah di Arakan, yang telah banyak fakta tak terbantahkan yang membuktikan bahwa Muslim Rohingya benar-benar ditindas dan didiskriminasi.
Thein Sein mengklaim bahwa pemerintah telah memberikan bantuan kepada para korban dan telah meminta sebuah organisasi 'independen' Komisi Hak Asasi Manusia Burma untuk menyelidiki kerusuhan yang terjadi, yang telah meningkat sejak bulan Juni 2012. Sein mengatakan tidak butuh untuk komisi asing untuk menginvestigasi kekerasan sebagai isu internasional. (siraaj/arrahmah.com)

Wednesday 15 August 2012

Solat Tarawih Di Fathoni

Solat sunat tarawih di Mesjid Jamek Fathoni sambutannya meriah.Bilangannya cukup ramai sehingga melimpah ke luarnya.Kaum muslimat juga tidak gementar atau takut dengan letupan bom yang berlaku di sana sini.

Menurut Ketua Pengarah Dewan Imam, Ma Samae,"saya rasa kebanyakan dari mereka memberanikan diri datang kerana angin berdoa kepada Allah dan memohon rahmat dariNya  serta memulihkan keamanan dan kemakmuran dalam negeri kami.".

Malah lebih ramai lagi yang berdoa agar Fathoni Darussalam bebas merdeka daripada penjajahan Siam.Fathoni Darussalam terdiri daripada lima wilayah iaitu Patani,Narathiwat,Setul,Singora dan Jala. Majoriti  penduduk di wilayah ujung selatan ialah orang Melayu Islam.

Kaum muslimat menunaikan solat tarawih ditanah lapangan perkarangan Mesjid Jamek Fathoni.






















Oleh Abu Rambairy

Narathiwat Hospital's "Ayor" prepares for Hajj


For years, he worked as a record keeper and statistician at his local district office, where marriages and births are registered and building permissions are applied for. Now retired civil servant Suchat-E-la, 65, is helping Yawi-speaking patients to obtain the best possible treatment at a government hospital in Narathiwat.
  • Retired civil servant Suchat -E-la volunteers at Radchanakarin Hospital in his native Narathiwat province. Fluent both in Thai and in Yawi (Thai Muslim Malay), Suchat assists communication between patients and doctors. [Bas Pattani/Khabar]
    Retired civil servant Suchat -E-la volunteers at Radchanakarin Hospital in his native Narathiwat province. Fluent both in Thai and in Yawi (Thai Muslim Malay), Suchat assists communication between patients and doctors. [Bas Pattani/Khabar]
  • Suchat -E-la assists a pregnant patient at hospital check-in. A guest relations officer known as
    Suchat -E-la assists a pregnant patient at hospital check-in. A guest relations officer known as "Ayor" or father by his colleagues, Suchat is also known throughout the area for his easy smile and benevolent personality. [Bas Pattani/Khabar]
His official title is "guest relations officer," but most people know him as Ayor ("father"). His ever-present smile and benevolent personality have made him popular among locals.
Just as important is the assistance he offers. While doctors at Narathiwat's Radchanakarin Hospital mostly speak Thai, many patients know only Yawi, a dialect of Malay spoken in the Deep South. The language barrier can add further stress to worries of having to receive medical treatment.
"I'm happy to help them to get them into the accommodations they need, and then to contact each ward and administrative section to ensure that their treatment is as efficient as possible and that they get to see the doctor as soon as possible," Suchat told Khabar Southeast Asia.
"I just want to do good things to help my fellow citizens; I don’t want or expect pay for this work, which is my sacrifice. I believe in Allah, who sees all," he said.
His efforts have not gone unnoticed by the hospital administration, however.
"I got the greatest news from the hospital director, that he has given his approval to help me attend the pilgrimage to Mecca in Saudi Arabia free-of-charge at the end of this year," Suchat said. "I believe that is the best possible reward, the will of Allah. The hospital will take responsibility for all expenses related to the trip."
"This is the ultimate dream come true for all Muslims, to make this once-in-a lifetime pilgrimage to Mecca," he said.
Narathiwat Radchanakarin Hospital Director Wirut Pornpattanakul confirmed to Khabar that the institution has agreed to support Suchat's pilgrimage to Mecca as part of a project organised and sponsored by the Southern Border Provinces Administration Centre (SBPAC).
He acknowledged that the language barrier is a major issue.
"More than 50% of our patients are Thai Muslims who don't understand the Thai language," Wirut said. "This problem affects our ability to render the best service, and the patients are often afraid to try and ask the staff questions that they otherwise would."
"Suchat can speak the local Yawi dialect in friendly way. Together with his ever-present smile, this relaxes both patients and staff, who really come to adore him. His dedication and sacrifice is a real inspiration to both the local community and our staff, who are constantly reminded by his presence of our commitment to give the best possible service," Wirut said.
"He also works with the families of the patients to keep them informed step-by-step of the treatment and therapies they require. This creates a sense of trust that has really increased the hospital’s reputation for good service."
One of the many patients who is grateful for Suchat's help is 67-year-old Muayae Damalor.
"I cannot read or understand Thai," she said. "When I came to the hospital the first time, I tried to follow the steps shown in the [Thai language] document, but it was no use. I just didn't understand. But after I met Ayor, everything fell into place. He helped me and I was able to meet a doctor in short order."
"If I had tried to do everything myself, it would have taken half a day. I think Ayor offers a very useful service that helps both the hospital staff and people like myself who cannot read or write Thai," she said.


He was shot dead

Puan Hasnah 35,from Kampung Pulau Gasing,Patani,Southern Thailand.She's married.Her husband is a religious teacher and also a rubber tapper.He has three young children.

One morning they found his body shot dead in the rubber estate.It was 8.00 a.m.(local time).I was told that he was shot by a gunman.

The authority branded him as a terrorist.Therefore in this land,in the name of democracy,in the name of justice it is 'legal' to kill this man!In the deep south religious people often branded as militant,terrorist and so on.The gunman simply doesn't like this people.

Visitors from Malaysia in Kampung Pulau Gasing.











By Shakir Taha

Monday 13 August 2012

Kehidupan Di Kampung Pulau Gasing,Fathoni,Selatan Thai

Namanya Kampung Pulau Gasing.Di sini tenang dan damai.Udaranya bersih.Banyak buah-buah kayu ditanam di sini.Tanahnya cukup subur.Ada balai tua tempat mengaji Al-Quran dan juga sebagai pusat pengajian Islam secara ummumi.Bila tiba musim durian gugur penduduk di sini dapat merasa kelazatan buah walaupun tidak mempunyai dusun.Tuan punya dusun begitu bermurah hati akan membahagi-bahagikan hasil tanaman setiap kali tiba musim buah-buahan.


Tapi ada waktunya penduduk di sini diganggu oleh orang yang bersenjata.Orang ini tidak punya kepala,tidak punya hati tetapi punya telinga dan mata.Dia datang atas nama demokrasi.Mahu mencari pengganas yang wujud dalam mindanya.Sedangkan orang yang dicari itu cukup warak dan alim dalam hal agama.

Orang yang bersenjata itu cukup benci kepada orang yang berpegang kukuh kepada agama Islam.Orang sebegini perlu dihapuskan di muka bumi ini.

Jadi tidak hairan kalau orang sebaik As Syahid Yaakub yang saban hari mengulit kitab ditembak mati pada suatu pagi di kebun getah.As Syahid Yaakub ditembak pada pukul 8.00 pagi waktu tempat(Fathoni) ketika berusia  36 tahun.


Di Kampung ini ada balai untuk umat Melayu Islam menimba ilmu.Balai ini digunakan untuk anak-anak mempelajari Al-Quran dan juga sebagai pusat pengajian.Dahulu di sini ada pondok.Pondok Baba Lah namanya.Dengan perginya Baba Lah pondok ini kian malap tapi pengajian dan kuliah tetap diadakan di balai tua ini.

Oleh Shakir Taha

Monday 6 August 2012

Si Umar Anak Muda Menimba Ilmu Di Perantauan

Dia menghabiskan sebahagian daripada usia mudanya untuk menuntut ilmu. Sudah lebih 5 tahun beliau menuntut ilmu di Pondok  Kampung Gajah Teriak,Jitra,Kedah.

Selain daripada belajar beliau ditugaskan untuk menguruskan penempatan pelajar baru yang hendak masuk belajar di sini. Tidak ada yuran pengajian yang dikenakan. Pelajar cuma perlu R100.00 setahun untuk bayaran penginapan,eletrik dan air. Itu sahaja yang perlu dibayar. Umar Abd Hamid yang berusia 31 tahun ini berasal dari Satun(Setul) Selatan Thai. Beliau fasih berbahasa Melayu dan bercakap bahasa Melayu loghat Kedah dan Perlis.

Menurut Umar belajar di sini,pelajar tidak dipaksa untuk belajar.Mudir di sini sangat menekan tentang kesedaran diri. Kesedaranlah yang membawa kemajuan. Dan kerana kesedaran inilah Umar terus belajar tanpa jemu-jemu. Di sini semuanya perlu dibuat sendiri. Tidak ada kedai makan,tidak ada kedai dobi.Pelajar di pondok menyediakan sendiri keperluan makan pagi,tenghari dan malam. Suasana di sini tenang dan damai. Malamnya sejuk sekali kerana dikelingi pohon-pohon yang menghijau. Tetamu yang tidak diundang Sang Nyamuk pasti berkeliaran mencari mangsanya.

Sunday 5 August 2012

Bermalam Di Pondok Kampung Gajah Teriak

Ketika ditanya di mana Pondok Al Muhajirin aku sendiri tidak tahu.Kami menggunakan GPS. Dalam GPS pun tidak ada.Nama Kampung Gajah Teriak tidak muncul dalam skren GPS. Jadi jalan yang terbaik ialah bertanya sebagaimana kata orang tua-tua, malu bertanya sesat jalan.

Kami berhenti di stesen minyak PETRONAS  Jitra. Aku bertanya ke seorang lelaki berserban dan berjubah dengan harapan tentulah dia tahu. Sangkaan aku meleset. Dia langsung tidak tahu. Lalu dia bertanya kepada isterinya yang berjubah hitam dan menutup wajahnya. Dia juga tidak tahu.Setelah bertanya kepada dua tiga orang yang datang mengisi minyak di stesen ini ternyata semuanya tidak tahu. Lalu aku bertanya pekerja di stesen minyak itu sendiri. Dia tahu."Abang ikut jalan ini terus sampai jumpa simpang belok kanan. Jumpa 'roundabout' pusing arah pukul 12.00." Tapi Saiful si anak muda ini cukup yakin kepada GPS. Ternyata GPS itu tidak mampu membantu kami. Aku mengatakan panduan pekerja di stesen minyak itu betul kerana dia orang tempatan. Mahu tidak mahu, Si Saiful terpaksa berpatah balik setelah tersasar jauh.
Perjalanan masih jauh berbalam-balam. Aku yakin dengan panduan yang dinerikan oleh pekerja tadi.Malam masih muda. Baru pukul 10,30 malam. Mesjid di tepi jalan sudah gelap. Tidak orang untuk kami bertanya. Kami bergerak terus lalu bertemu dengan 'roundabout' yang dikatakan tadi. Kedai kopi di tepi masih belum tutup. Di situ ada sepasang suami isteri,mungkin Tuan punya kedai kopi. Kami berhenti di sini dan bertanya."Ikut jalan ini,terus sampai jumpa simpang,belok kiri.Jalan Bukit Wang.Ada banyak pokok jeti di kiri kanan jalan." jelas lelaki  di kedai itu.


Kami mencari tanda yang menunjukkan jalan masuk ke pondok. Alhamdulillah akhirnya jumpa dalam malam yang gelap pekat. Kira-kira 4 kilometer untuk sampai ke dalam pondok yang dipagari oleh pokok getah dan hutan dara.Aku menghubungi Ustaz memaklumkan kedatangan kami. Dia meminta kami mencari Umar yang menguruskan penempatan kami di pondok. Waktu itu ada orang sedang bertadarus Al-Quran dan orang itu ialah Umar anak muda yang berasal dari Satun(Setul) Selatan Thai.Dialah yang menguruskan makan malam kami dan sahur. Kami empat orang tinggal di pondok yang kukuh dan kemas. Ada air dan eletrik dalam pondok.Airnya dari perigi yang disalur melalui sistem pum.Semua pondok yang di sini menggunakan air ini.

Ustaz memulakan kuliah ummuminya pada pukul 8.30 pagi.Hadirin sudah datang seawal jam 7.00 pagi.Menurut Ustaz Khairul Anwar dewan mesjid mampu memuatkan 700 orang itu penuh sendat pagi itu.Selepas kuliah ummuminya selesai, beliau memberi ruang kepada wakil dari Patani untuk memberikan penerangan tentang isu Patani di Selatan Thailand. Penerangan itu diiringi dengan pertunjukan slid.
Kami begitu mudah sekali bertemu dengan Ustaz muda ini yang berjanggut lebat,berserban kemas diikat,berbadan tegap,berkulit hitam manis. Tidak perlu buat temu janji untuk bertemu dengan beliau.Mudah sekali.Orangnya begitu murah dengan senyuman.

Bukan Untuk Mengejar Sijil Atau Ijazah!


Pondok Maahad Al-Muhajirin ditubuhkan pada 23 Mac  2003 oleh Ustaz Khairul Anwar di atas tanah seluas 4 ekar milek ayahandanya.

Pengajian pondok di sini diadakan secara ummumi dan talaki(mentelaah kitab). Kelas ummumi diadakan pada setiap hari Sabtu jam 8.30 hingga 10.30 pagi.Ianya ada  lah kuliah yang berdasarkan kitab tertentu yang terbuka kepada orang ramai. Kuliah ini mampu menarik 1 000 orang hadirin setiap kali kuliah diadakan.


Ini dewan mesjid yang mampu memuatkan 700 orang jamaah. Persekitaran pondok cukup tenang dan damai yang dikeliling oleh hutan dara dan pohon getah. Pondok ini terletak jauh ke dalam hutan getah.Tanpa papan tanda sukar bagi orang luar untuk datang ke sini.Jadi supaya mudah orang mencari jalan masuk ke pondok sebuah papan tanda yang besar didirikan di tepi jalan besar Bukit Wang.

Di sini terdapat dua 2 jenis tempat tinggal untuk penuntut yang mengikuti pengajian tetap di sini. Pertama pondok untuk orang bujang dan kedua untuk orang yang berkelamin.

Tidak yuran pengajian yang dikena di sini.Pondok ini juga tidak memberikan sebarang sijil atau ijazah kepada tamatannya.Apa yang dibekalkan oleh pondok di bawah pimpinan Ustaz Khairul Anwar hanyalah  ilmu yang manfaat.


Oleh Shakir  Taha

Majlis Penerangan Derita Patani Oleh Aman Patani

Bertempat di Pondok A-Muhajirin wakil dari Patani Sdr.Hasan telah memberi penerangan tentang masalah yang dihadapi oleh umat Islam Melayu Patani.

Umat Islam di wilayah Kesultanan Melayu Patani sentiasa dan setiap hari ditindas oleh pihak Siam.Ada yang dibunuh,dipenjara,ditahan tanpa bicara,kaum wanita dirogol oleh pihak tentera. Pendek kata pihak pemerintah Buddha memang tidak senang hati selagi umat Islam berpegang kukuh pada ajaran Islam.

Majlis penerangan itu disertai dengan tayangan slid telah berjaya menarik perhatian hadirin pada pagi itu.Inilah kali pertama pihak Pertubuhan Amani Malaysia mengadakan 'roadshownya' disebuah pondok yang jauh terpencil dari kesibukan kota.

Ruang mesjid yang mampu memuatkan 700 orang jamaah telah penuh sendat dengan kaum muslimin dan  muslimat.

Kira-kira 1 000 orang telah hadir ke majlis yang bertempat di Kampung Gajah Teriak,Jitra,Kedah


Oleh Ts Malaya