sponsor

Thursday 14 November 2013

Makna Sebuah Titipan

Sering kali aku berkata,
Ketika semua orang memuji milikku
Bahawa sesungguhnya ini hanyalah titipan
Bahawa rumahku hanyalah titipan-Nya
Bahawa hartaku hanya titipan-Nya
Bahawa putraku hanyalah titipan-Nya

Tetapi,mengapa aku tak pernah bertanya;
Mengapa Dia menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini padaku?
Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik-Nya itu?
Adakah aku memiliki hak sesuatu yang bukan milikku?

Mengapa hatiku justru terasa berat,ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya?
Ketika diminta kembali,kusebut itu sebagai musibah
Kusebut sebagai ujian,kusebut  sebagai petaka
Kusebut itu sebagai panggilan apa saja untuk melukiskan kalau itu adalah derita

Ketika aku berdoa, kuminta titipan cocok dengan hawa nafsuku
Aku ingin lebih banyak harta, ingin lebih banyak mobil.lebih banyak popularitas, dan
kutolak sakit
Kutolak kemiskinan, seolah semua "derita" adalah hukuman bagiku
Seolah keadilan dan kasih-Nya harus berjalan seperti matematika;
Aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku, dan nikmat dunia kerap
menghampiriku

Kuperlakukan Dia sebagai mitra dagang, dan bukan kekasih
Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku"
Dan menolak keputusan-Nya yang tak sesuai keinginanku

Gusti,
Padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanya untuk beribadah
"Ketika langit dan bumi bersatu,bencana dan keberuntungan sama saja"


Oleh WS Rendra



Nama penuhnya Willibrordus Surendra Broto Rendra anak kelahiran Solo,Jawa Tengah,Indonesia. Lahir pada tahun 1935 dan meninggal dunia di Depok,Jawa Barat pada tanggal 6 Ogos 2009. Beliau adalah penyair terkenal yang kerap digelar sebagai "Burung Merak"

No comments:

Post a Comment