Home Oase Iman
Falsafah Ratu Setan: Kebebasan Tanpa Keterikatan
Senin, 28 Mei 2012
INTISARI ajaran Islam ialah kalimat Tauhid لا إله إلا الله . Kalimat ini berlandaskan kepada dua rukun: kalimat an-nafyu (penafian) dan kalimat al-itsbat(peneguhan). Ibnul Qayyim berkata: “Penafian total bukan merupakan tauhid, demikian pula peneguhan semata tanpa penafian. Maka bukanlah tauhid kecuali jika ia mengandung penafian dan peneguhan sekaligus; itulah hakikat tauhid.”
Penafian yang dimaksud di sini ialah menafikan atau mengingkari segala jenis ilah atau sembahan, sedangkan peneguhan yang dimaksud ialah meneguhkan atau mengokohkan bahwa hanya Allah sajalah satu-satunya ilah yang benar. Semua ilah selain Allah dinafikan sebab selain Allah hanyalah merupakan ilah-ilahgadungan. Allah سبحانه و تعالى berfirman:
أَإِلَهٌ مَعَ اللَّهِ قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
“Apakah di samping Allah ada ilah (yang lain)?. Katakanlah: "Unjukkanlah bukti kebenaranmu, jika kamu memang orang-orang yang benar." (QS: An_naml 64)
Barangsiapa memenuhi sisi peneguhan (itsbat) saja tanpa memenuhi sisi penafian (nafyu), maka dia bukanlah seorang mukmin. Demikian pula sebaliknya, siapa yang menetapi sisi penafian saja dan mengabaikan sisi peneguhan, maka dia bukan seorang mukmin.
Tidaklah seseorang disebut mukmin sejati kecuali dia memenuhi kedua rukun tersebut secara bersamaan; yakni memenuhi rukun itsbat dan nafyu (secara bersamaan) baik dalam segi i’tiqad (keyakinan), perkataan dan perbuatan, yang zhahir maupun yang batin.
Kalimat لا إله (tidak ada ilah) mewakili sisi penafian seorang mukmin terhadap segala bentuk ilah-ilah gadungan yang hadir di dunia. Kemantapan seseorang dalam memaknai sisi ini menyebabkan dirinya memiliki kebebasan dari dominasi siapapun dan apapun dalam hidupnya di dunia yang fana ini.
Sedangkan kalimat إلا الله (kecuali Allah) mewakili sisi peneguhan seorang mukmin bahwa satu-satunya ilahhakiki di dunia ini yang dia puja, puji, cintai, patuhi serta takuti hanyalah Allah سبحانه و تعالى . Seorang mukmin berjuang untuk membangun keterikatan dirinya kepada ilah Yang Satu itu, yakni Allah سبحانه و تعالى .
Jadi, ideologi seorang mukmin adalah ideologi yang sekaligus menghimpun kebebasan dengan keterikatan. Kebebasan dirinya dari segenap ilah gadungan yang menawarkan berbagai nilai-nilai yang bersumber dari selain Allah, terutama dari musuh Allah yakni setan. Dan keterikatan dirinya kepada Allah سبحانه و تعالى dan segenap nilai-nilai yang bersumber dari ilah Yang Satu tersebut. Keterikatan yang menyebabkan dirinya secara otomatis juga terikat kepada Rasulullah Muhammad صلى الله عليه و سلم dan Dienullah Al-Islam. Bukan selain itu...! Maka Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلمbersabda:
مَنْ قَالَ رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ
"Barangsiapa yang mengatakan; RADHIITU BILLAAHI RABBAN WA BIL-ISLAAMI DIINAN WA BIMUHAMMADIN RASUULAN (Aku ridha Allah sebagai Rabb-ku, Islam sebagai dien-ku dan Muhammad sebagai rasul), maka wajib baginya untuk masuk Surga.” (HR Abu Dawud) Shahih
Demikianlah ideologi seorang mukmin, atau lebih tepatnya iman serta aqidah seorang mukmin. Segala sesuatu ia pandang dan jalankan berlandaskan pemahaman serta keyakinannya terhadap kalimat Tauhid. Seorang mukmin dengan demikian menjadi manusia yang mengerti hakekat kebebasan yang bertanggung-jawab. Bukan kebebasan mutlak tanpa batas. Sebab pada hakikatnya tidak ada manusia yang benar-benar hidup dengan kebebasan mutlak tanpa batas. Pasti setiap manusia memiliki keterikatan kepada sesuatu, baik diakuinya maupun tidak.
Adapun para pengikut setan (baca: hizbusy-syaithan) berjuang untuk menegakkan freedom (kebebasan) yang terlepas samasekali dari keterikatan apapun. Setidaknya, demikianlah yang mereka serukan. Sehingga jika kita coba analisa falsafah mereka berdasarkan perspektif kalimat Tauhid, maka berarti mereka hanya mau menerima bagian pertama saja dari kalimat Tauhid, yakni لا إله (tidak ada ilah). Dan inilah sesungguhnya sikap para pendukung setan. Mereka tidak mau mengakui adanya ilah apapun dan siapapun yang mendominasi atas dirinya, termasuk ilah yang hakiki, yakni Allah سبحانه و تعالى ...! Mereka adalah kaum kafir atau pengingkar terhadap Allah dan segenap nilai-nilai yang bersumber dari-Nya. Memang, para pengikut setan sesungguhnya mengikuti jejak pemimpin besar mereka yaitu iblis. Allah سبحانه و تعالىberfirman mengenai iblis sebagai berikut:
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلائِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلا إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan yang kafir.” (QS Al-Baqarah 34)
Golongan yang kafir pengikut setan ini merupakan golongan yang hanya ingin kebebasan tanpa kerikatan apapun, terlebih keterikatan kepada Allah سبحانه و تعالى ..! Mereka adalah kaum yang sombong lagi membangkang terhadap Allah Yang Maha Kuasa sebab mereka tidak mau bersusah payah untuk terikat, berkomitmen dan menunjukkan kesetiaan kepada ilah sejati, Allah سبحانه و تعالى .
Tetapi dalam kenyataannya, sebenarnya mereka tetap terikat kepada sesuatu, walaupun mereka tidak mau mengakuinya. Mereka bersikeras mengatakan bahwa mereka hidup dalam kebebasan total, tanpa keterikatan apapun. Namun sejatinya mereka tetap terikat kepada sesuatu. Apakah sesuatu itu? Itulah yang disebut Allah dengan istilah hawa nafsu. Mereka mengikuti hawa nafsu. Mereka terikat dengan hawa nafsu. Bahkan mereka menjadikan hawa nafsu sebagai ilah mereka..!
أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ
وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ أَفَلا تَذَكَّرُونَ
“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai ilah-nya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?.” (QS Al-Jatsiyah 23)
Jadi, falsafah setan pada akhirnya akan menggiring manusia menuju penghambaan diri kepada selain Allah, yakni dalam hal ini kepada hawa nafsunya sendiri. Ia menjadikan hawa nafsunya sebagai ilah-nya. Ia menolak menjadikan Allah سبحانه و تعالى sebagai ilah, malah ia mengambil ilah lain selain Allah yang ia ikuti, taati dan cintai. Berarti, ia tidak saja kafir kepada Allah سبحانه و تعالى tetapi ia sekaligus menjadi seorang musyrik.....!
Pantaslah bilamana kondisinya menyebabkan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya...! Wa na’udzubillahi min dzaalika.
Dan semua keterangan di atas menjelaskan kepada kita mengapa ketika icon Ratu Setan berrencana datang ke negeri ini ada sebagian masyarakat (baca: kaum pengikut setan) yang begitu getol menyambutnya bahkan merasa geram, terusik serta kecewa berat menghadapi sebagian masyarakat (baca: kaum beriman insyaAllah) yang menolak kehadiran Ratu Setan tersebut. Kita dapat menduga bahwa para fans Ratu Setan ini sudah sedemikian mengunyah-ngunyah falsafah setan yang disebarluaskannya sehingga sulit bagi mereka untuk dapat menerima masukan apalagi petunjuk yang disampaikan kaum beriman. Allah secara tegas mengatakan: “Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?”
Bila “kebebasan tanpa keterikatan” telah menjadi falsafah bahkan ideologi sekumpulan orang, maka akhirnya mereka akan mempeturutkan hawa nafsu sebagai ilah-nya. Dengan dalih freedom of speech (kebebasan berpendapat) dan freedom of expression (kebebasan mengungkapkan perasaan hati alias memenuhi hawa nafsu) mereka tidak merasa bersalah sama sekali untuk mempersekutukan Allah dengan hawa nafsunya. Bahkan hawa nafsunya lebih dia agungkan daripada Allah سبحانه و تعالى ...! Coba simak ayat-ayat setan yang dilantunkan oleh Ratu Setan tersebut. Salah satu lagu paling populernya adalah yang berjudul Born This Way (Terlahir Seperti Ini). Coba perhatikan nuansa falsafah setan yang dipromosikannya. Di sini kita kutip sebagian saja dari lirik lagu tersebut:
Rejoice and love yourself today
'Cause baby, you were born this way
No matter gay, straight or bi
Lesbian, transgendered life
I'm on the right track, baby
I was born to survive
Artinya:
Bersukacitalah dan cintailah dirimu sendiri pada hari ini
Karena Anda terlahir seperti ini, sayang
Tidak peduli gay, lurus atau bisex
Lesbian atau kehidupan transgender
Aku di jalur yang benar, sayang
Aku terlahir untuk bertahan hidup
Melalui lirik lagu di atas, jelas sekali bahwa artis agen Sistem Dajjal ini memang penyebar falsafah setan sejati. Dia menggiring fans-nya untuk menuduh Allah sebagai penyebab dirinya menjadi seperti itu. Apakah menjadi seorang gay, biseks, lesbi ataupun transgender. Itu bukan masalah, karena memang terlahir seperti itu. Bahkan ia yakin bahwa penyimpangan sexualnya itu merupakan “karunia” dari Tuhan. Na’udzubillahi min dzaalika...! Coba simak bagian lain dari lirik lagu yang sama itu:
I'm beautiful in my way
'Cause God makes no mistakes
I'm on the right track, baby
I was born this way
Artinya:
Aku cantik dengan caraku
Karena Tuhan tidak membuat kesalahan
Aku di jalur yang benar, sayang
Aku terlahir seperti ini
Padahal seorang mukmin yakin bahwa Allah سبحانه و تعالى menciptakan setiap manusia terlahir dalam keadaan fitrah(suci, murni, tanpa dosa). Tidak mungkin Allah melahirkan manusia dengan bawaan sejak lahir untuk menjadi pendosa seperti seorang gay atau lesbian. Ini namanya bersangka-buruk kepada Allah سبحانه و تعالى ...! Ini merupakan sebuah tuduhan keji terhadap Allah سبحانه و تعالى ...!Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم bersabda:
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ
"Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fithrah.” (HR Bukhari) Shahih
Falsafah setan mengajarkan kebebasan mutlak. Bohong besar bila mereka mengatakan hidupnya tanpa keterikatan kepada apapun, Justeru para pengikut setan membangun keterikatan kepada hawa nafsunya. Hawa nafsunya yang telah ia relakan untuk dikuasai dan disetir oleh kemauan setan terkutuk.
وَمَنْ يَكُنِ الشَّيْطَانُ لَهُ قَرِينًا فَسَاءَ قَرِينًا
“Barang siapa yang mengambil setan itu menjadi temannya, maka setan itu adalah teman yang seburuk-buruknya.” (QS An-Nisa 38).*/Ihsan Tandjung diambil dari bolehjadikiamatsudahdekat.com
Red: Cholis Akbar
|
No comments:
Post a Comment