sponsor

Friday 25 May 2012

Media Massa dan Masalah Etika Oleh Dato' Dr.Siddiq Fadzil


Ketika ini media dan maklumat sudah menjadi bahagian daripada kehidupan. Ia sudah menjadi  bak air bagi ikan dan bak udara bagi manusia,  disedut dan dihembus selama masih bernafas.  Kiranya dapat dibayangkan apa yang terjadi apabila udara dan air sudah mengalami pencemaran.   Inilah isu yang mendorong kami memanggil, dan anda terpanggil untuk hadir dalam pertemuan ini.  Hakikat dunia media yang dilanda pencemaran sudah tidak  dapat ditoleransi lagi, dan kita perlu berbuat sesuatu demi kehidupan yang sihat, damai dan sejahtera. Memang peranan media sudah begitu dominan khususnya dalam masyarakat pascamoden  sehingga dikatakan  the media constitute a central feature of postmodernism and even define the dominant global civilization of our time.
Membaca buku  Akbar S. Ahmed,  Postmodernism and Islam --  Predicament and Promise, kami tersentak  dengan ungkapan The evil demon:  the media as master. Pernyataan sedemikian tentunya mengesankan rasa seram dan gerun. Tetapi  bukan tidak beralasan apabila felo Allama Iqbal dan felo Selwyn College, University of Cambridge itu menyebut media sebagai  demon master.  Beliau mengatakan, "For their power over us,  their capacity to subvert reality, to simplify issues dangerously and influence events the media are like an omnipotent, omnipresent moody demon of our times;  …" .Ternyata kita tidak boleh  bersikap  masa bodoh terhadap terhadap segala yang terjadi di dunia media kerana peranannya yang begitu menentukan,  pengaruhnya yang sedemikian besar, dan perkembangannya yang amat pesat dengan teknologinya yang semakin canggih.
Ramai yang sedang menunggu apakah  ramalan ahli teori media,  Marshall McLuhan  akan segera  menjadi kenyataan.    Dalam bukunya yang sangat berpengaruh,  Understanding Media: The Extensions of Man  (1964),  pencipta istilah the global village itu menyebut tentang perkembangan bidang komunikasi sejagat yang akan menyatukan dunia.
Katanya, "Rapidly, we approach the final phase of the extensions of man   --   the technological simulation of consciousness,"   dan itu akan terjadi "…when the creative  process of knowing will be collectively and corporately  extended to the whole society." Kenyataannya hari ini,   media dan alat komunikasi  memang telah berkembang  dengan tahap kepesatan yang menakjubkan,  tetapi  dunia tetap  terpecah dan terbelah.   Bagaimana media boleh menjadi wahana penyatuan,  sedang ia juga berperanan sebagai alat adu domba?  Malah perang media sudah menjadi  fenomena lumrah di mana-mana. Perkembangan media komunikasi seperti  yang diramalkan oleh  McLuhan  mengingatkan kita kepada  sistem komunikasi era Nabawi.


No comments:

Post a Comment