Ketika ini media dan maklumat sudah menjadi bahagian daripada kehidupan. Ia sudah menjadi bak air bagi ikan dan bak udara bagi manusia, disedut dan dihembus selama masih bernafas. Kiranya dapat dibayangkan apa yang terjadi apabila udara dan air sudah mengalami pencemaran. Inilah isu yang mendorong kami memanggil, dan anda terpanggil untuk hadir dalam pertemuan ini. Hakikat dunia media yang dilanda pencemaran sudah tidak dapat ditoleransi lagi, dan kita perlu berbuat sesuatu demi kehidupan yang sihat, damai dan sejahtera. Memang peranan media sudah begitu dominan khususnya dalam masyarakat pascamoden sehingga dikatakan the media constitute a central feature of postmodernism and even define the dominant global civilization of our time.
Membaca buku Akbar S. Ahmed, Postmodernism and Islam -- Predicament and Promise, kami tersentak dengan ungkapan The evil demon: the media as master. Pernyataan sedemikian tentunya mengesankan rasa seram dan gerun. Tetapi bukan tidak beralasan apabila felo Allama Iqbal dan felo Selwyn College, University of Cambridge itu menyebut media sebagai demon master. Beliau mengatakan, "For their power over us, their capacity to subvert reality, to simplify issues dangerously and influence events the media are like an omnipotent, omnipresent moody demon of our times; …" .Ternyata kita tidak boleh bersikap masa bodoh terhadap terhadap segala yang terjadi di dunia media kerana peranannya yang begitu menentukan, pengaruhnya yang sedemikian besar, dan perkembangannya yang amat pesat dengan teknologinya yang semakin canggih.
Ramai yang sedang menunggu apakah ramalan ahli teori media, Marshall McLuhan akan segera menjadi kenyataan. Dalam bukunya yang sangat berpengaruh, Understanding Media: The Extensions of Man (1964), pencipta istilah the global village itu menyebut tentang perkembangan bidang komunikasi sejagat yang akan menyatukan dunia.
Katanya, "Rapidly, we approach the final phase of the extensions of man -- the technological simulation of consciousness," dan itu akan terjadi "…when the creative process of knowing will be collectively and corporately extended to the whole society." Kenyataannya hari ini, media dan alat komunikasi memang telah berkembang dengan tahap kepesatan yang menakjubkan, tetapi dunia tetap terpecah dan terbelah. Bagaimana media boleh menjadi wahana penyatuan, sedang ia juga berperanan sebagai alat adu domba? Malah perang media sudah menjadi fenomena lumrah di mana-mana. Perkembangan media komunikasi seperti yang diramalkan oleh McLuhan mengingatkan kita kepada sistem komunikasi era Nabawi.
No comments:
Post a Comment